Selasa, 16 Maret 2010

Ketika si bungsu sakit

“... dalam gerak tubuhku, biar kupeluk kau selekat tulang rusukku memeluk jantungku yang hanya ada kau di dalamnya. Di antara ada dan tiada, tak akan kubiarkan siang dan malam dan bahkan alam meregangkan aku darimu. Dalam hidup matiku, sayangku, akan ku pastikan, aku selalu ada buatmu. Karena jika tuhan punya wajah, aku telah tak bisa berpaling selain kepadamu. Tunggal adamu, bahkan ketika senyap ruang dan waktu. Kini, biar lenyap aku dalam doaku, demi adamu.dalam lirih getih terakhir sujudku, aku bersumpah, akan kutantang akhirmu, dengan kematianku. “ Anakku, jika semesta punya nyawa, itu tangis kelahiranmu. Jika semesta punya tawa, itu binar matamu. Jika semesta punya damai, itu tenang tidurmu. Jika semesta punya kasih, itu irama nafasmu. Maka kini dalam beku kelu diam sakitmu, biar aku memekik menawar batasmu.”

Template is modificated by Trisnadi from ": kendhin x-template.blogspot.com